Senin, 22 Maret 2010

1998


Psycho ID (1998)


Kembali

Di tengah tanah mengering yang menyeret langkah kaki
Di tengah terik mentari menancap di muka kulit
Di tengah lapar melilit membuatku muntah angin
Di tengah haus mencekik ku mencari

Aku mencari-cari dalam gelap mencari
Walaupun lelah walaupun lelah ku mencari
Aku mencari-cari dalam sakit mencari
Walaupun sesak walaupun sesak ku mencari

Di dalam tubuh melemah yang mengering
yang mengering dan menggigil
Memaksaku menggeliat dunia hilang pun tersingkap
Yang selama ini ku tuliu yang selama ini ku buta
Yang lama ku tak peduli dan kini

Reff.
Kembali...kembali lahir lagi
Kembali...kembali ku di sini
Kembali...kembali lahir lagi
Kembali...kembali ku di sini

Dalam sepi dan sejuk terlirik menyeretku
Menyeretku dan menyeretku
Di dalam hati yang mengembang
Tersingkapkan denyut nadi
Denyut nadi yang berhati
Membuka ruang sendiri
Ruang terang dan benderang
Membuka dan menerawang
Tak akan habis di pandang di sini

Regulasi

Walau tak dilahirkan dari sebiji daging
Tapi riak ilalangpun tak pernah mengenalnya
Takdir, pasti, regulasi lagi tapi apakah mungkin masih bisa kita tinggali?
Pentingkah berlumuri mencuci kutukan dengan caci?!

Rusakkan peradaban, membentangkan ubahan
Dingin pencaripun sulit untuk dipahami
Takdir mungkin demonstrasi lagi apa mungkinkah harus masih terus begini?

Tidak cukupkah, tambah semua beban menggayuti
Cekik siksik, cekik siksik, dan semua tersisih?.

Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari !!
Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari !!
Aku tak bisa marah pada dirimu, Tuan!
Ku tak bisa-bisa marah pada dirimu, Tuan!
Ku tak pernah bisa marah pada dirimu, Tuan!
Memang Ku tak bisa marah pada dirimu, Tuan!

Hanya di pagi hari sibukkan kedamaian lalu di siang hari mengarak laut mati
Akhir hari dan tragedi lagi Apa mungkinkah masih terus harus begini?

Tidak cukupkah, tambah semua beban menggayuti
Cekik siksik, cekik siksik, dan semua tersisih?

Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari !!
Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari !!
Aku tak bisa marah pada dirimu, Tuan!
Ku tak bisa-bisa marah pada dirimu, Tuan!
Ku tak pernah bisa marah pada dirimu, Tuan!
Memang Ku tak bisa marah pada dirimu, Tuan!

Bocah

Lihatlah mereka di sana
Kais-kais awan kuras airmata
Burungpun tersenyum, bocah diam saja
Lewati hari dengan kecewa
Hilang indahnya
mimpi legenda
Lalui rumput kering kaku
Daun duri berbisik iringi langkahmu
Langitpun tak biru hitam dan membisu
Bocah diam saja tertunduk malu
Tatapi luka
isi dunia

Apa yang ‘kan terungkap?

Tuhan t’lah diganti uang & penguasa
gila rakus serakah lahap Kurnia-Nya
Cinta jadi sampah kasih makin murah
maki injak sesama tlah terbiasa
ludahi muka
telah terbiasa

Terangilah semua
Kurnia yang dulu ada
Tanyai pelangi adakah di sana
dunia penuh cerita, tawa dan canda
Bocah pun meminta pintu kan terbuka
bagi yang telah lupa, karna ulahnya
karna ulahnya
karna tingkahnya

Kucingku

Kucingku yang manis
Mengapa menangis pagi ini
Melihat alam rusak sekali
Kucingku yang malas
Bulan mentari tertawa sedih
Akankah hutan indah kembali

Terlelap kita tak terasa

Kucingku mengiba melihati semua
Punah tak tersisa
Kucingku yang tolol
Lihat tipi nonton asap lagi
Menari sesaki alammu ini
Kucingku yang bego
Hutan alami terlahap api
Ulah badut yang tak tahu diri

Terlelap kita tak terasa

Kucingku mengiba melihati semua
Punah tak tersisa
Kucingku meronta melihati semua
Punah tak tersisa

Kucingku meronta melihati semua
Punah tak tersisa

Kucingku telah mati
Tinggalkan salam harumi pagi
Salam mulia yang kau miliki
Kucingku telah mati
Sampaikan pesan bagimu bumi
Cantikkanlah hutanku kembali
Kucingku yang manis
Kucingku yang mati
Kucingku yang manis
Kucingku yang mati

yoB eaggeR

Hari sangat pagi,
dengar suara menderit dan jerit
pekik anak-anak lari
Memaksaku terbit dan terus berlari
tanpa alas kaki,
bahkan kaki berdaki
jalan-jalan kecil kumasuki,
sambil berlari tanpa lihat kanan kiri
Terus berlari,
karena hanya ini yang kumiliki
Warung kumasuki,
tak bisa basa-basi karena perut mulai terus bernyanyi
memaksaku tanpa tunggu nanti lagi
Dan secangkir kopi dorong sepotong roti
ganjal perut yang belum terisi sejak ku bermimpi buruk malam tadi
Dan terus berlari, hanya ini…….
Ku Ingin Terus Berlari.!!!!
Tanpa Perlu Perduli Lagi!!!
Jalan kumasuki dan simpang kuseberangi, tangga-tangga tinggi terus kudaki impian baru terus membayangi
Lengkap sudah harapan untuk menyeberangi
Lengkap juga harapan,
berani untuk membuka, untuk mencela
Dinding Lapuk yang terus merintangi
WALAU Hanya ini yang kumiliki
Kuingin Berlari….!!!
Tanpa Perduli Lagi….!!!
Kuingin Hanya Berlari-Lari…!!!
Tanpa Perduli Lagi-lagi….!!!!!!

Tak Sudi (Kumaha Aing !)

Di sini ku menepi, di sini ku meringis,
tapi di sini kau menari
Hitung-menghitung dari sulur ke sulur
Rambatan ingatan bangun mimpi
langkah-selangkah apa yang ku cari
selama ini aku di tepi.

Suka tak suka sudah ku ada di sini
Aku tak bisa pergi dan pilih memilih
mau tak mau harus akupun atasi
suka tak suka ini yang ku miliki
walaupun apabila mungkin ku tidak perduli
Buruk-memburuk dari hari ke hari
Rabaan cengkraman makin tersisih
minggu-perminggu makin landai berangin lambat merangkak tak sampai di hilir

Tak sudi [ sudi anjing!! ]
ku harus merintih
Tak sudi [ Kumaha Aing, aing, aing….!! ]
basa-basi
Tak sudi [ sudi anjing!! ]
ku harus merintih
Tak sudi [ Kumaha Aing, aing, aing, aing, aing..!! ]
basa-basi

di sini ku meringis busuk-membusuk,
disini kaupun menepi busuk-membusuk,
di sini kaupun meringis busuk-membusuk

Bahkan padipun tak bisa menguning
Apapun tercekal tercabik-cabik
Seakan petani berhenti bertani
Bukanlah Surga pasti di sini.!!

Tak sudi (Sudi) ku harus merintih,
dan tak sudi (sudi) ku harus basa-basi…!!!

Blind Majesty

you got the dime
you keep the ace
you place your bet honey,
you roll the dice
you win the game,
we take the blame
you got the dime honey,
we lost a live

farewell....
my majesty
farewell to my...

blind majesty
crown of fake
emperor of lie
sign of cry
hunger to die
best way to run
smile my majesty
your Karma is run

Blind, blind
Forever we blind
Together fall down
Together we cry

you turn the page
you wrote the lines
your book is out
with a bitter end
anger goodbye
is your farewell
cry my majesty
you will got no time

Good Bye...
My majesty...

Blind, blind
we blind
Together fall down
we cry

Dimana Para Bestari

Ayo lihat di tepian di pinggir jalan para bestari tidak disini
dan lihat pegunungan di atas hutan bengawan lari tidak perduli
Lihatlah perempatan penari kecil asyik bernyanyi,
Atau lihat di tepian yang berserakan pujangga lari asyik sendiri

Bisakah kau lihat, arakan tak terkendali
Bisakah kau lihat, dan kemana sembunyi?
Apa yang terjadi sudah bersemi
Apa yang terjadi tidak sendiri
Apa yang terjadi sudah bersemi
Apa yang terjadi tidak sendiri

Jalang bisakah mengerti apa yang terjadi di sini?
Jalang bisakah mengerti batas persoalan di sini?
Mungkin kaupun sudah tuli untuk bisa mengakui,
dan mungkin sudah tak perduli untuk bisa mengakui
AkuiA ... Akui ... Akui ... Lah..!!!
Apa yang terjadi sudah bersemi
Apa yang terjadi tidak sendiri

Mengerti…mengerti….kah..??!!
Apa yang terjadi ini??
Apa yang terjadi bisa terjadi disini!
Apa yang terjadi tidak sendiri!
Dan biang keladi dirimu lagi!

Nyamuk Yang Bingung

Lesu waktu berlalu,
mataharipun seakan malu bagai bulan yang ragu,
ataukah hanya malas menunggu
"Perlukah aku esok terbit, untuk menyinari ?

Hari-hari kelabu.
Mungkinkah tetap sama berlalu?"
Tolong rubahkanlah! Tolong geserkanlah!
Dan minyakpun mengering, lampu reduppun iringi aku
yang terduduk terkunci, di sela lapuknya kursi kayu

"Bagiku semua hari minggu. Masih tetap lalu!"
Bagai nyamuk yang bingung, apa yang masih mungkin kubangunkan
Tolong rubahlah! Tolong geserkanlah!
Hari-hari memanjang, sedang langkah tak ikut memuai.
Tubuh tak dapat meregang,
bagai terpanggang di sudut palang
Dan bidukpun masih menunggu, tapi hidup harus laju
Apa yang kusambung? Apa yang masih dapat kusambung kembali!!??

Terdengar naif memang tak punya pilihan! Terdengar naif memang di luar sana!

Simala Karma

Aku Terjepit Kaupun Terhimpit Bila Aku Terjepit, Maka Kaupun Terhimpit Maka Pastikanlah
Kepastian! Pastikanlah Kepastian! Kita Tak Pernah Memastikan Kepastian, Kepastian Pasti
Lihatlah Pada Yoyo ! Yang Naik Turun-naik Turun Tapi Pasti, Tidak Seperti Kita, Yg Pusing Hingga Hari,
Berpikir Dan Berpikir Tapi Dengan Otak Tak Berisi Mencoba Membalas Sakit Hati, Sakit Hati, Sakit Hati
Karena
Kau Sudah Khianati Mata Pagi Yang Kau Isi Untuk Melingkari Seluruh Tanah Ini
Dan Kitapun Disini Terbungkam Bubuk Nasi Dengan Gayamu Yang Simpati Tapi Busuk Dari Hati
Akibatnya
Relung Kata-kata Bertumpuk Di Derita Kini Cerita Di Tiap Ruang Baca Jadi Berita
Dan Jadi Pembukaan Dari Rebutan Singgasana Yang Kini Beraroma Tak Dipercaya Lagi-lagi,
Tapi
Tak Ada Pilihan Yang Bisa Kupilih Tak Ada Pilihan Yang Layak Dipilih
Tak Ada Pilihan Yang Bisa Terpilih Tak Ada Pilihan Yang Layak Dipilih
Dan
Inilah Waktunya, Inilah Waktu, Inilah Waktu Waktu, Waktu, Waktu, Waktu, Waktu !!!!
Inilah Waktu Kita Melesak Ya ! Di Tengah Jaman Mendesak Ya ! Buat Kita Makin Tersedak Ya !
Bahkan Untuk Nafaspun Sulit Sesak Tiada Hari Tanpa Propaganda Menghasut Massa,
Buntung, Tak Juntung, Tak Bukti Bikin Hari-hari Seakan Mati, Bobrok Goblok !!
Dan Sialnya Kau Hanya
Terangkat Alis, Seakan Tak Pahami Pertanyaan Kami, Yang Sering Terulangi,
Padahal Kau Tak Mungkin Lari, Tak Mungkin Kau Mencuci
Sebab Mataharipun Tak Mungkin Sembunyi Karena Engkau Warisia
Hari-hari Mati, Hari-hari Tak Berisi Tidak Pulang Lagi Ke Atas Tanah Ini
Tidak Perlu Lagi Armada Nan Peringgi Untuk Melindungi Diri-diri Yang Sembunyi Yang Tergila-gila Materi.
Akibatnya Mati, Mati, Mengejutkan Kau Mati, Mati, Mengejutkan,mengejutkan, Mengejutkan
Gamang, Gamang, Gamang Gamang, Gamang, Gamang Tanahku
Gamang, Gamang, Gamang Diriku Gamang, Gamang, Gamang Tanahku Mendidih, Merintih, Dan Meringis

Coda

Akankah bulan bernyanyi di siang hari
Ataukah bintang bertebar di tengah hari
Karena mentari, di barat terbit menangisi hari-hari
Akhir hidupnya berakhir dalam luka yang menganga
Aku ingin menguburnya dalam-dalam semua….
Kebusukan yang telah kita terima