Senin, 22 Maret 2010

2000


Ketika... (2000)


Terlalu Yakin, Mungkin

Ketika langitpun terbuka
Ketika nafaspun melega
Ternyata kita tetap meragukannya
Ketika bebas berbicara
Ketika peluang membuka
Ternyata kita tetap terbata-bata

[reff]
Mungkin kita terlalu yakin
mungkin, terlalu yakin mungkin
Dengarlah hari berbicara
Karena dia tak mendua
Awasi kita agar tak lupakanNya

to [reff]

Ini tak boleh terjadi walau kini
(tak boleh terjadi walau dini)
Bentangkan tanganmu menyapa
Ketika ia bersedia
Membawa kita yakin mewujudkannya
Ini haruslah terjadi walau kini (kini ...)
Ini haruslah terjadi walau kini (kini ...)
Ini harus terjadi

Menyambut Pagi

selimuti pagi kabut
pepohonan dikecupi embun
mentari siap lemparkan sauh
menepikan kemarin yang kumuh
menepikan perasaan yang risau dan gamang
menghanyutkan perasaan tersisih dan terbuang

reff :
hidup di pagi ini menanti
sendirian aku bentang lagi
selembar putih harus kuisi
tanpa harus menunggu yang pasti
semoga hari ini bernyanyi
tiupkan angin yang bisa percaya
antarkan manusia bondong disana
agar rasakan cumbuan kehangatan
menepikan kemarin, menepikan perasaan
Menghanyutkan perasaan tersisih dan terbuang

reff:
menepikan kemarin menepikan rasa kering
menghanyutkan perasaan tersisih dan terbuang

reff :

hidup di pagi ini ...
hidup di pagi ini ...
hidup di pagi ini menanti

Kesepian Kita (ft. Tere)

Ingatkan Kawan Kita Pernah Saling Memimpikan
Berlari-lari Tuk Wujudkan Kenyataan
Lewati Segala Keterasingan
Lalu Jalan Sempit Yang Tak Pernah Bertuan

Ingatkan Kawan Kita Pernah Berpeluh Cacian
Digerayangi Dan Digeliati Kesepian
Walaupun Sejenak lepas Dari Beban
Tuk lewati Ruang Gelap Yang Teramat Dalam

Reff I:
Hidup Ini Hanya Kepingan
Yang Terasing Di Lautan
Memaksa Kita
Memendam Kepedihan

Tapi Kita Juga Pernah Duduk Bermahkota
Kucup-kucup Mimpi Yang Berubah Jadi Nyata
Dicumbui Harumnya Putik-putik Bunga
Putik Impian Yang Membawa Kita Lupa

Reff II:
Hidup Ini Hanya Kepingan
Yang Terasing Di Lautan
Memaksa Kita
Memendam Kepedihan
Hidup Ini Hanya Kepingan
Yang Terasing Di Lautan
Memaksa Kita
Merubah Jadi Tawa

Ahaa.......Haa......Ahaa...

Mobil Toku

ku punya mobil, mobil tua keladi setua bumi ini
bandel sekali mesinnya hidup mati, larinya ku tak peduli
bikin susah, bikin pusing, kalo mogok lagi

kusangat cinta mobil ini, kurawat sepanjang hari
kusangat cinta mobil ini, kujaga sepanjang hari

kemana ku pergi, mobilku selalu temani, kalo panas makan ati
tapi kau kupuji, tuk menemani hari-hari, tuk lalui hidup ini
bikin pusing, bikin susah, kalo mogok lagi

kusangat cinta mobil ini, kurawat sepanjang hari
kusangat cinta mobil ini, kujaga sepanjang hari
kusangat cinta mobil ini, kurawat sepanjang hari
kusangat cinta mobil ini, kurawat sepanjang hari

kujual saja mobilku ini, kalo makan ati
tak jadi kujual mobil sayang ini
tak jadi kujual, aku sayang kamu ..

Ternyata Kau

kali pertama kali aku kau datangi

benteng padat berisi menyerah engkau tumbangi
armada nan peringgi mampu kau duduki
dan ketika itu pun maka aku jatuh hati

dan tidak hanya aku saja yang berhasil
kau tarik dan jatuh simpati
bahkan kerak bumi, semua ini
ikut bernyanyi bagimu sang priyai

kita ingin mengalir lewat iring-iringan
ramai menciumi semerbak menangnya pagi
kita menghirupi harum yang dekat basi
dari adab yang busuk yang juga tak mau pergi

kini belum lagi denyut nadi
habis berhenti dan berdentam-dentam sakti
kini tiap kali, tiap tangis kita teriaki, memaki tak mau henti

jika kita ingin tak mau peduli
jika kita memang jadi tak peduli
jika kita ingin tak mau peduli
jika kita memang jadi tak peduli

Pantai Abisss

Terbangun di pagi hari
Disiuli genit burung dan mentari
Pantai indah telah menanti, mengiringi buih ombak yang menari
Resah hilang, hadapi hari ini, hapus mimpi yang tak pasti
Lepas sudah rapuhnya diri ini langkah bebas bersemi

Di pantai ini ku menari (tak mungkin ku mampu lupakan)
Di pantai ini ku menyanyi (terngiang-ngiang indah pantai)
Di pantai ini ku menari (disini di Senggigi lagi)
Tak ingin ku berhenti ...

Berlari telanjang kaki, laut biru tersenyum nelayan riuh menepi
Terbaring dipasir putih, amati langit ini kepak camar pun melambai
Angin bernyanyi, menepiskan lamunan kesombongan diri ini
Senja kan datang membelai pikiran tentang mimpi di awan

Di pantai ini ku menari (tak mungkin ku mampu lupakan)
Di pantai ini ku menyanyi (terngiang-ngiang indah pantai)
Di pantai ini ku menari (disini di Senggigi lagi)
Tak ingin ku berhenti ...

Mentari siap menepi segera menandai hari akan berganti
Lembayung di sore hari sudah siap cumbui mimpi manis malam hari
Marangsang hati untuk bisa lupai kepiluanku ini
Harapkan datang peri siap temani menantiku malam ini

AHA

aha rupanya engkau memiliki apa yang tidak kita punyai
harapan, mimpi dan masih banyak lagi
masa lalu dan hari ini
engkau bagai malaikat, tak mungkin terikat
melayang, melayang menjemput impian
menggapai apa yang tak mungkin kugapai, tak mungkin kugapai

watta...watta...watta...

walaupun memang masa depan
tak mungkin tidak segera terbentang
tanpa kita buat rentang dan merentang
dari awal hingga hilang
inginkan mentari hanya mau menari
setiap hari hanyalah pagi, apa itu mungkin ? apakah itu mungkin ?
(karena) tak mungkin jadi milikmu lagi

watta...watta...watta...

oo .. oo .. oo kini semua sudah tak mungkin lagi
oo .. oo .. oo kini semua sudah tak mungkin lagi

aha rupanya kau ingin memiliki
apa yang sudah semua engkau punyai
tidak ada lagi walau harapan mimpi
tapi esok dan hari ini
kau ingin terus walaupun tak lurus
kau banggakan semua yang kau dambakan
walaupun bukan lagi milikmu lagi
dan akhirnya engkau sesali

watta...watta...watta...

oo .. oo .. oo kini semua sudah tak mungkin lagi
oo .. oo .. oo kini semua sudah tak mungkin lagi

Boom

sungkan, kau malu karena bungkam
kau ragu karena kau enggan
kau resah karena kau lelah
kau gundah maka
banyak yang tak terberita
banyak yang tak tercerita
banyak yang jilati batu
dan banyak yang jadi hati

Boom...Boom...Boom...

lapar kau muak karena lapar
kau mual karena kau gila
kau rusak karena kau rusak
karena kau ingin merusak
tapi kita tidak gila
maen hantam dan jadi buta
haus terus pada darah
tak balas dan ingin bebas

Boom...Boom...Boom...

betapa tak berharga oh jiwamu ...!!!
dimana bijaksana kujumpa
betapa tak berharga oh jiwamu ...!!!
dimana keadilan kan berada

Sesal

oo .. tidak lagi seumur jagung kita
matahari pun terbit dan cepat membenam diri
tak terasa, tak terasa berjalan cepat semuanya
dan aku ternyata tak mampu lagi menggapainya
gelisah aku membuatkan aku buta
walaupun kucoba terus ingin merabanya
dan ternyata, dan ternyata aku tetap disini ada tinggal dan aku tertinggal
sudah lama aku tertinggal

maafkanlah aku, pernah tidak mendengarkanmu weeeeyyy...
maafkanlah aku

dan ternyata tak mampu aku merabanya
dan ternyata tak mampu aku menyentuhnya
bahkan ternyata tak mampu aku menggapainya

bahkan kini aku tak mampu lagi memikirkan
persoalan yang bukan milikku seorang
tak peduli, tak peduli apa kata mereka nanti
karena kini ada kau yang hanya selalu menanti

maafkanlah aku, pernah tidak mendengarkanmu weeeeyyy...
maafkanlah aku pernah tidak memperdulikanmu weeeeyyy...
maafkanlah...

Hey Negeri

kawan dengarkanlah
kengerian terlalu lama
ditanah yang harusnya
kita rasakan bangga
bila kau tak bicara
kita telah menanam dusta
bukankah penderita adalah kita juga ?

perjalanan ini tak mungkin disegani
karena mengerami tangis yang tak henti
seperti dicumbui tajamnya ujung belati
kapankah kau akhiri pembantaian ini!

kapankah mungkin kita akhiri
kapankah mungkin kita berhenti
kapankah mungkin kita akhiri
kapankah mungkin kita berhenti

Heyy negeri, mengapa kita harus tercaci
Heyy negeri .. mengapa harus terkebiri
terlalu sakit terlalu pahit, saat kehilangan harga diri
terlalu sakit terlalu pahit, saat kehilangan harga diri