Senin, 22 Maret 2010

2004


Stairway to Seventh (2004)


Paser

Waktunya Telah Tiba Bajumu Kupakai
Dan Bendera Akan Kukibarkan
Kupanggil Teman-teman, Tuk Datang Bersama
Nyanyikan Lagumu Dengan Lantang

Wahai Kawan Ku Tak Mau Melihat Engkau Lelah Di Sana
Kuacungkan Tangan Sambil Memanggilmu

Panas Yang Menimpa, Hujan Yang Menerpa
Semua Itu Tak Akan Kurasakan
Arena Memanas, Musikmu Pun Bergema
Bikin Aku Senang, Melihatnya

Sampaikanlah Tentang Kebebasan Yang Selalu Engkau Nyanyikan
Dan Acungkan Tangan Sambil Memanggilmu

We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah

We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah

Wahai Kawan Ku Tak Mau Melihat Engkau Lelah Di Sana
Ku acungkan Tangan Sambil Memanggilmu

We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah

We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah

Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas...

Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas...

Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas...

Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas

Bandingkan

Yo what beat a pas band
Meramu musik individu yang baru menjadi satu
Coba dengan sound yang ada walah eah walah
En train de jouer pourquei c’est passer comme ca

Hai coba dengar satu cerita ini
Hanya untuk membandingkan saja
Mana yang lebih hina Mana yang lebih mulia
Tu..ti..tu..ti..tukang tipu yang jelas tak tahu malu
Uang rakyat dipake sogokan
Dipake bajak – bajak terus dibajak
Tak perduli hak asasi yang penting bisa beli nasi
Siapa yang mulia Common yeah

Bicarakan tentang gembel – gembel sejenisnya
Apakah mereka hina, apakah mulia?
Pikirkan di akhir saja
Gembel – gembel pemungut sampah
mencari nafkah
Dengan mengumpulkan rongsokan dan sampah
Kesampingkan yang penting dapat bayaran
Bukan hasil sogokan curian atau produk bajakan
Hai pemungut sampah hatimu lebih mulia
Comma up!! Siapa yang mulia

Bandingkan…bandingkan…
bandingkan…bandingkan
Bandingkan…bandingkan…
bandingkan…bandingkan

C’est la chanson pour de la guerre
Pourquoi c’est passer comma ca?
Ahhh.. je t’en merde!

Terbalalak mata kita melihat
apa yang terjadi dikota kita
Hak asasi sudah tidak lagi
menjadi hal yang utama
Bandung, Jakarta
atau kotakota urban yang lainnya
Sudah mulai kehilangan aura terkikis habis
Meninggalkan sikap pesimis
Individualistis semakin terlihat jelas.. awas..awas..awas

Haha coba bandingkan
mana yang lebih mulia
Mana yang lebih hina
Orang – orang yang memakai dasi
selanjutnya menjadi sampah
Atau pemungut sampah
yang membersihkan kotoran – kotoran
Tapi bukan sampah haha…

Nyoto Rahwono

{Saudara – saudara selamat datang di komunitasku hehehe}

Pak Nyoto Rahwono si tahta pengembara
“ayo berangkat cepat”, katanya
masaku berkumpul sudah siap mendukung
ingin segera dengar isi bualanku

Ayo kesini pilihlah aku!
Kupastikan engkau pasti senang
Ayo kesini pilihlah aku!
Pasti cepat jadi perubahan

Pak Nyoto Rahwono lantang ditengah lapang
Massa semangat terbakar cepat
Bagaikan pahlawan akan pergi berperang
Mengutak atik segala cara

Pinjam ke sini pinjam ke sana!
Upetikan harus tetap ada
Pinjam ke sini pinjam ke sana!
Uang habis cepat tak bersisa
Pinjam ke sini pinjam ke sana!
Buat sogok sini sogok sana
Pinjam ke sini pinjam ke sana!
Uang habis tak ada hasilnya

Pak Nyoto Rahwono kini setengah gila
Bayangkan hutang yang tak terbayar
Ternyata suaranya tak pernah mencukupi
Untuk mengantar duduk di tahta
Pak Nyoto Rahwono harus terus berbohong
Karena tak henti ditagih hutang
Walaupun kau sudah jual tanah warisan
Tak pernah cukup tutupi lubang
Pak Nyoto Rahwono si tahta pengembara
Pak Nyoto Rahwono kini setengah gila

Bayangan

Sunyinya Malam Kian Mencekam
Menambah Kegelisahan
Ingin Ku Raih Satu Persatu
Dalam Kehidupan Ini

Namun Ku Tak Mampu Menyingkirkan
Segala Keraguan Ini

Terbayang Slalu Masa Yang Silam
Yang Penuh Penderitaan
Ku Coba Lagi Untuk Melangkah
Dengan Darah Yang Tersisa
Masih Adakah Secercah Harapan
Tuk Menyingkap Problema Ini

Reff:
Hanya Bayangan Ada Di Depanku
Ingin Ku Lalui Namun Aku Tak Berdaya
Mimpi-mimpi Slalu Menghantui
Menyiksa Batinku Hancurkan Kehidupanku

Tuhan Tolonglah HambaMu Ini
Tuhan Tunjukkan Jalanku Ini
Tunjukkan Sgala Harapan

Masih Adakah Secercah Harapan
Tuk Menyingkap Problema Ini

Kembali Ke: Reff (2x)

Getir (ft. Reza)


Tlah Kucoba Menghindari Semua
Getiran Mimpi Yang Menghampiri

Lebih Dalam
Dari Laut Yang Terdalam
Harumnya Luka Tak Menandingi

(*)
Aha... Mungkinkah Semua Berakhir
Tak Lagi Bersama Diriku

Reff I:
Oh... Oh... Oh...
Kumulai Langkahi Semua Tanpa Lelah
Oh... Oh... Oh...
Kuakui Resah Ini

Lebih Cepat Dari Kilat Dan Cahaya
Menikam Mimpi Menghapus Rasa

Ku Berharap
Semua Tak Menjadi Nyata
Menghilang Pergi Tak Kembali

Kembali Ke: (*), Reff I

Reff II:
Oh... Oh... Oh...
Kumulai Langkahi Semua Dengan Pasti
Oh... Oh... Oh...
Oh Kuakui Semua Kan Berakhir

Kembali Ke: Reff I, Reff
II

KHB

Pesonamu menyambarku (takkan kulupa)
Bagaikan aku berjalan (di atas kaca)

Tak ada lagu tercipta (semua percuma)
Warna pancaran jiwanya (sangat menggoda)

Kau yang tercipta
Menahan langkahku
Haruskah ku tertawa
Mencerca bathinku

Kau yang tercipta
Menahan langkahku
Haruskah ku tertawa
Mencerca bathinku

Penguasa

Kau lupa, kau buta menyiksa kaum jelata
Berbicara lantang bertindak laksana ular

Kebodohan peperangan
Itulah yang engkau inginkan dari mereka

Hai penguasa sadarkah kau di sana
Terhina dan terluka lihatlah air mata mereka

Mencaci memaki menjilat kata mereka
Kini kau berada disimpang surga neraka

Lepaskanlah keangkuhan
Tuhan akan murka melihat tingkah lakunya

Sesaat

Dia datangiku lagi,
dan memaksa memang
Dia ingin jawaban segera secepatnya,
tanpa mengerti

Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
Ku harus menjelaskannya
Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin

Dan bibirku pun terkunci, sulit sampaikan
Bahwa kau takkan mungkin lagi
bersama aku hari ini
Coba mengerti

Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
Ku harus menjelaskannya
Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin

Aku memang akui, kau pernah mewarnai
Lalui hari – hari, sampai malam tadi
Jangan usikku lagi, jadi dirimu sendiri

Bagaimana kumungkin menceritakannya
Bagaimana ku harus jelaskannya

Aku memang akui, kau pernah mewarnai
Lalui hari – hari, sampai malam tadi
Jangan usikku lagi, jadi dirimu sendiri
Cobalah kau mengerti,
kau bukan permataku lagi

Kemarau

Tak ada lagi tetes embun pagi membasahi

Bungapun menangis,takkan mewarnai alam ini

Cahya mentari menciumi bumi tanpa henti
Mata air pergi keringpun menanti tanpa arti

Akankah kemarau ini
Berlari pergi
Kurindukan hujan datang
Kan hadir di sini

Akankah kau datang atau kau kan pergi
Apakah alam murka kepada kita
Apakah alam marah kepada kita
Tak ada penyegar yang kita punya
Tak ada penyejuk yang kita punya
Tak ada, tak ada

Kumerindu

Hari Hari Sendiri Kulalui
Lewati Angan Yang Lelah Berliku
Kutapaki Karang Yang Membisu
Laut Dan Hutan Mengiringi Langkahku

(*)
Gelisah Terus Menghantui Aku
Tak Bisa Menghapuskan Rasa Rindu

Keras Hati Tak Pernah Luluhkan
Kehampaanku Tanpa Kehadiranmu

Kembali Ke: (*)

Reff:
Cahayamu Terangi Diriku
Kudamba Kau Menuntun Ku Pulang
Cahayamu Terangi Diriku
Kudamba Kau Menuntun Ku Pulang

Kuinginkan Semua Tak Jadi Semu
Sisa Hidupku Terisi Cahayamu

Kembali Ke: Reff