Stairway to Seventh (2004)
Paser
Waktunya Telah Tiba Bajumu KupakaiDan Bendera Akan Kukibarkan
Kupanggil Teman-teman, Tuk Datang Bersama
Nyanyikan Lagumu Dengan Lantang
Wahai Kawan Ku Tak Mau Melihat Engkau Lelah Di Sana
Kuacungkan Tangan Sambil Memanggilmu
Panas Yang Menimpa, Hujan Yang Menerpa
Semua Itu Tak Akan Kurasakan
Arena Memanas, Musikmu Pun Bergema
Bikin Aku Senang, Melihatnya
Sampaikanlah Tentang Kebebasan Yang Selalu Engkau Nyanyikan
Dan Acungkan Tangan Sambil Memanggilmu
We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah
We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah
Wahai Kawan Ku Tak Mau Melihat Engkau Lelah Di Sana
Ku acungkan Tangan Sambil Memanggilmu
We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah
We Want Pas... Say
We Want Pas... What
We Want Pas... Yeah
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas...
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas...
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas...
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
Say What You Want... (Pas...!!!)
We Want Pas
Bandingkan
Yo what beat a pas band
Meramu musik individu yang baru menjadi satu
Coba dengan sound yang ada walah eah walah
En train de jouer pourquei c’est passer comme ca
Hai coba dengar satu cerita ini
Hanya untuk membandingkan saja
Mana yang lebih hina Mana yang lebih mulia
Tu..ti..tu..ti..tukang tipu yang jelas tak tahu malu
Uang rakyat dipake sogokan
Dipake bajak – bajak terus dibajak
Tak perduli hak asasi yang penting bisa beli nasi
Siapa yang mulia Common yeah
Bicarakan tentang gembel – gembel sejenisnya
Apakah mereka hina, apakah mulia?
Pikirkan di akhir saja
Gembel – gembel pemungut sampah
mencari nafkah
Dengan mengumpulkan rongsokan dan sampah
Kesampingkan yang penting dapat bayaran
Bukan hasil sogokan curian atau produk bajakan
Hai pemungut sampah hatimu lebih mulia
Comma up!! Siapa yang mulia
Bandingkan…bandingkan…
bandingkan…bandingkan
Bandingkan…bandingkan…
bandingkan…bandingkan
C’est la chanson pour de la guerre
Pourquoi c’est passer comma ca?
Ahhh.. je t’en merde!
Terbalalak mata kita melihat
apa yang terjadi dikota kita
Hak asasi sudah tidak lagi
menjadi hal yang utama
atau
Sudah mulai kehilangan aura terkikis habis
Meninggalkan sikap pesimis
Individualistis semakin terlihat jelas.. awas..awas..awas
Haha coba bandingkan
mana yang lebih mulia
Mana yang lebih hina
Orang – orang yang memakai dasi
selanjutnya menjadi sampah
Atau pemungut sampah
yang membersihkan kotoran – kotoran
Tapi bukan sampah haha…
Nyoto Rahwono
{Saudara – saudara selamat datang di komunitasku hehehe
Pak Nyoto Rahwono si tahta pengembara
“ayo berangkat cepat”, katanya
masaku berkumpul sudah siap mendukung
ingin segera dengar isi bualanku
Ayo kesini pilihlah aku!
Kupastikan engkau pasti senang
Ayo kesini pilihlah aku!
Pasti cepat jadi perubahan
Pak Nyoto Rahwono lantang ditengah lapang
Bagaikan pahlawan akan pergi berperang
Mengutak atik segala cara
Pinjam ke sini pinjam ke
Upetikan harus tetap ada
Pinjam ke sini pinjam ke
Uang habis cepat tak bersisa
Pinjam ke sini pinjam ke
Buat sogok sini sogok
Pinjam ke sini pinjam ke
Uang habis tak ada hasilnya
Pak Nyoto Rahwono kini setengah gila
Bayangkan hutang yang tak terbayar
Ternyata suaranya tak pernah mencukupi
Untuk mengantar duduk di tahta
Pak Nyoto Rahwono harus terus berbohong
Karena tak henti ditagih hutang
Walaupun kau sudah jual tanah warisan
Tak pernah cukup tutupi lubang
Pak Nyoto Rahwono si tahta pengembara
Pak Nyoto Rahwono kini setengah gila
Bayangan
Menambah Kegelisahan
Ingin Ku Raih Satu Persatu
Dalam Kehidupan Ini
Namun Ku Tak Mampu Menyingkirkan
Segala Keraguan Ini
Terbayang Slalu Masa Yang Silam
Yang Penuh Penderitaan
Ku Coba Lagi Untuk Melangkah
Dengan Darah Yang Tersisa
Masih Adakah Secercah Harapan
Tuk Menyingkap Problema Ini
Reff:
Hanya Bayangan Ada Di Depanku
Ingin Ku Lalui Namun Aku Tak Berdaya
Mimpi-mimpi Slalu Menghantui
Menyiksa Batinku Hancurkan Kehidupanku
Tuhan Tolonglah HambaMu Ini
Tuhan Tunjukkan Jalanku Ini
Tunjukkan Sgala Harapan
Masih Adakah Secercah Harapan
Tuk Menyingkap Problema Ini
Kembali Ke: Reff (2x)
Getir (ft. Reza)
Getiran Mimpi Yang Menghampiri
Lebih Dalam
Dari Laut Yang Terdalam
Harumnya Luka Tak Menandingi
(*)
Aha... Mungkinkah Semua Berakhir
Tak Lagi Bersama Diriku
Reff I:
Oh... Oh... Oh...
Kumulai Langkahi Semua Tanpa Lelah
Oh... Oh... Oh...
Kuakui Resah Ini
Lebih Cepat Dari Kilat Dan Cahaya
Menikam Mimpi Menghapus Rasa
Ku Berharap
Semua Tak Menjadi Nyata
Menghilang Pergi Tak Kembali
Kembali Ke: (*), Reff I
Reff II:
Oh... Oh... Oh...
Kumulai Langkahi Semua Dengan Pasti
Oh... Oh... Oh...
Oh Kuakui Semua Kan Berakhir
Kembali Ke: Reff I, Reff II
KHB
Pesonamu menyambarku (takkan kulupa)
Bagaikan aku berjalan (di atas kaca)
Tak ada lagu tercipta (semua percuma)
Warna pancaran jiwanya (sangat menggoda)
Kau yang tercipta
Menahan langkahku
Haruskah ku tertawa
Mencerca bathinku
Kau yang tercipta
Menahan langkahku
Haruskah ku tertawa
Mencerca bathinku
Penguasa
Kau lupa, kau buta menyiksa kaum jelata
Berbicara lantang bertindak laksana ular
Kebodohan peperangan
Itulah yang engkau inginkan dari mereka
Hai penguasa sadarkah kau di
Terhina dan terluka lihatlah air mata mereka
Mencaci memaki menjilat kata mereka
Kini kau berada disimpang surga neraka
Lepaskanlah keangkuhan
Tuhan akan murka melihat tingkah lakunya
Sesaat
Dia datangiku lagi,
dan memaksa memang
Dia ingin jawaban segera secepatnya,
tanpa mengerti
Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
Ku harus menjelaskannya
Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
Dan bibirku pun terkunci, sulit sampaikan
Bahwa kau takkan mungkin lagi
bersama aku hari ini
Coba mengerti
Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
Ku harus menjelaskannya
Bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
bagaimana mungkin
Aku memang akui, kau pernah mewarnai
Lalui hari – hari, sampai malam tadi
Jangan usikku lagi, jadi dirimu sendiri
Bagaimana kumungkin menceritakannya
Bagaimana ku harus jelaskannya
Aku memang akui, kau pernah mewarnai
Lalui hari – hari, sampai malam tadi
Jangan usikku lagi, jadi dirimu sendiri
Cobalah kau mengerti,
kau bukan permataku lagi
Kemarau
Tak ada lagi tetes embun pagi membasahiBungapun menangis,takkan mewarnai alam ini
Cahya mentari menciumi bumi tanpa henti
Mata air pergi keringpun menanti tanpa arti
Akankah kemarau ini
Berlari pergi
Kurindukan hujan datang
Akankah kau datang atau kau
Apakah alam murka kepada kita
Apakah alam marah kepada kita
Tak ada penyegar yang kita punya
Tak ada penyejuk yang kita punya
Tak ada, tak ada
Kumerindu
Lewati Angan Yang Lelah Berliku
Kutapaki Karang Yang Membisu
Laut Dan Hutan Mengiringi Langkahku
(*)
Gelisah Terus Menghantui Aku
Tak Bisa Menghapuskan Rasa Rindu
Keras Hati Tak Pernah Luluhkan
Kehampaanku Tanpa Kehadiranmu
Kembali Ke: (*)
Reff:
Cahayamu Terangi Diriku
Kudamba Kau Menuntun Ku Pulang
Cahayamu Terangi Diriku
Kudamba Kau Menuntun Ku Pulang
Kuinginkan Semua Tak Jadi Semu
Sisa Hidupku Terisi Cahayamu
Kembali Ke: Reff