Senin, 22 Maret 2010

2006



The BeAst of PAS (2006)


Permata Yang Hilang

Bersamamu kulalui lautan berduri
Tanpa rasa hanya luka mengisi nurani

Biarkanlah kau bicara hapus air mata
Biarkanlah kau meronta didalam nestapa

Kuterhempas dan terinjak menahan emosi
Kau tertawa dan teriak luluh asa ini

Lepaskanlah tangan ini dan menutup mata
Lepaskanlah tubuh ini terbebas derita

Semua jadi hitam dan tak terpancar lagi
Cahaya yang kita pernah dambakan

Lalui dan berharap keabadian datang
Ditanganku kau genggam permata yang hilang
Lalui dan berharap keabadian datang
Ditanganku kau genggam permata yang hilang

Lalui dan berharap keabadian datang
Ditanganku kau genggam permata yang hilang
Lalui dan berharap keabadian datang
Ditanganku kau genggam permata yang hilang

Bersamamu kulalui lautan berduri
Tanpa rasa hanya luka mengisi nurani

Bersamamu kulalui lautan berduri
Tanpa rasa hanya luka mengisi nurani

Romeo and Juliette

Inikah kisah yang terus bersemi
Dua manusia yang mengikat janji
Orang tua mereka saling benci
Demi kuasa, tahta, harga diri

Relakan jalan tuk mati
Menggapai cinta surgawi
Manusia seperti mereka
Mungkin dilarang saling jatuh cinta

Benarkah cara yang mereka inginkan
Benarkah caranya

Permusuhanpun tak pernah berhenti
Dan orang tua tak slalu sadari
Arti rasa dan ketulusan diri
Hilang ditelan angkuhnya birahi

Tak ada tempat berbagi
Kenangan indah duniawi
Kepergian mungkin lebih manis
Dari dunia yang penuh emosi

Berlinang air mata dari dosa cinta
Berlinang air mata

I don’t understand what you want
And tell me the truth of your life
I don’t understand what you want
And tell me the truth of your life…aaa

Tak ada tempat berbagi
Kenangan indah duniawi
Kepergian mungkin lebih manis
Dari dunia yang penuh emosi

Berlinang air mata dari dosa cinta
Berlinang air mata

I don’t understand what you want
And tell me the truth of your life
I don’t understand what you want
And tell me the truth of your life…aaa

Impresi

Aku tak pernah mengerti, di dunia pencaci
Bersemi luka luka, kekerasan dan tangisan

Darah tubuhku lain denganmu
Jadi bubur cair dan banyak waktu, `tuk menyinyir, `tuk menyinyir, `tuk menyinyir

Jadi pemenang yang kita pikirkan, jadi yang kuat yang kita pikirkan
Jadi yang kaya yang kita paksakan, jadi pemenang yang kita pikirkan
Hanya pemenang yang kita yakini, hanya yang kuat yang kita yakini
Yang kaya kita yakini jadi pemenang yang kita yakini...

Aku mulai bosan dengarkan kata kata
Aku mulai muak dengarkan ceritamu
Aku sudah lelah dengan harapan
Aku mulai mual dengarkan ceritamu

Kita lupa rindangnya nurani, pertarungan adalah mati
Tak jadi akhirkan cerita, tak sembuhkan luka-luka

Tak mungkin lari dari nurani
Dari cinta dari luka dan dari waktu 'tuk berbagi, 'tuk berbagi, 'tuk berbagi

Jadi pemenang yang kita pikirkan, jadi yang kuat yang kita pikirkan
Jadi yang kaya yang kita paksakan, jadi pemenang yang kita pikirkan
Hanya pemenang yang kita yakini, hanya yang kuat yang kita yakini
Yang kaya yakini, Hanya pemenang yang kita yakini...

Aku mulai bosan dengarkan kata kata
Aku mulai muak dengarkan ceritamu
Aku mulai bosan dengan harapan
Aku mulai mual dengarkan ceritamu
Aku mulai lelah dengar harapan
Aku mulai muak dengarkan kata-kata
Aku mulai bosan dengan cerita
Aku mulai mual dengarkan ceritamu

Aku sudah bosan dengarkan kata-kata
Aku sudah muak dengarkan ceritamu
Aku sudah lelah dengar harapan
Aku sudah mual dengarkan ceritamu

Anak, Kali, Sekarang

Waktu terus berputar bikin tanpa pernah bisa kita hindari
hidup terus berlari memilih kepastian hidup yang tak pasti,
namun anak anak disana mandi
dikali anyir yang bikin orang kabur berlari

lepas dari kepusingan bau busuk
lepas dari kepusingan bawa penyakit
lepas dari kepusingan bikin mati
yang penting bisa tertawa dan bernyanyi

lepas dari persoalan cari duit
lepas dari saling sikut rejeki
lepas dari kusutnya budaya mati
yang penting bisa tertawa hari ini

inikah hari ini ..? inikah hari ini ..? inikah hari ini ..? inikah ?

Menjepit seperti klip ditumpukan kertas dan nyelempit
seperti sampah tak terusik barang rusak tak menarik
belum masih juga tertabur minyak orang orang lewat dan terinjak
juga jadi korban yang tergasak diberaki dihajati

jadi korban pertarungan hari hari
jadi korban orang orang tak peduli
jadi korban rebut rebut posisi
katanya demi bahagia yang hakiki

jadi korban orang pusing lari lari
jadi korban majunya budaya sakit
jadi korban sikat sikut hari hari
katanya demi bahagia yang hakiki.

Inikah hari ini ..? inikah hari ini ..? inikah hari ini ..? inikah ?

Kesepian Kita (ft. Tere)

Ingatkah kawan kita pernah saling memimpikan
Berlari-lari tuk wujudkan kenyataan?
Lewati segala keterasingan
Lalui jalan sempit yang tak pernah bertuan

Ingatkah kawan kita pernah berpeluh cacian
Digerayangi dan digeliati kesepian
Walaupun sejenak nafas dari beban
Tuk lewati ruang gelap yang teramat dalam

Hidup ini hanya kepingan yang terasing dilautan
Memaksa kita Memendam kepedihan

Tapi kita juga pernah duduk bermahkota
Pucuk-pucuk mimpi yang berubah jadi nyata
Dicumbui harumnya putik-putik bunga
Putik Impian yang telah membawa kita lupa

Hidup ini hanya kepingan yang terasing dilautan
Memaksa kita Memendam kepedihan
Hidup ini hanya kepingan yang terasing dilautan
Memaksa kita Merubah jadi tawa

Kumerindu

hari - hari sendiri kulalui
lewati angan yang lelah berliku
kutapaki karang yang membisu
laut dan hutan mengiringi langkahku

gelisah terus menghantui aku
tak bisa menghapuskan rasa rindu

keras hati, tak pernah luluhkan
kehampaanku, tanpa kehadiranmu

gelisah terus menghantui aku
tak bisa menghapuskan rasa rindu

cahayamu terangi diriku
kudamba kau menuntunku pulang
cahayamu terangi diriku
kudamba kau menuntunku pulang

kuinginkan semua tak jadi semu
di sisa hidupku terisi cahayamu

Jengah

kita jengah dengarkan banyak alasan,
kita bosan dengarkan cerita

bagaimana tidak bosan ... karena ... hanya bisa bicara ... ternyata! ...
tak pernah ada bukti yang langsung terasa dan nyata untuk kita,
kita muak! semua! melihat akibatnya ... ternyata
tetap menjadi upeti disana sini korupsi menggila lagi

kita pun jengah dengarkan banyak alasan
kita bosan dengarkan cerita
kita pun jengah dengarkan banyak alasan
kita bosan dengarkan cerita

kita jadi saksi teriak orang besar bicara ... tenyata
hanya bisa memperpanas suasana saling rebut singgasana
kita jadi saksi! semua orang ingin bicara ... menganggap
kebenaran miliknya hanya miliknya,
dan semua hanya miliknya

kita pun jengah dengarkan banyak alasan
kita bosan dengarkan cerita
kita pun jengah dengarkan banyak alasan
kita bosan dengarkan cerita

kita jadi saksi! teriak! orang besar bicara ... ternyata
hanya bisa memperkeruh suasana
saling jatuh singgasana
kita saksi semua dari akibat genre ... ternyata
membingungkan terombang ambing berita
penguasa punya cerita

Gladiator

Sorak sorai manusia
Iringi langkahmu menuju medan laga
Tengah lapang berdebu
Denting pedang dan nafas
Saling beradu

Masih ada nurani
Dalam diri

Ada saatnya bosan
Mengenang pertarungan yang takan seimbang
Ada saatnya senang
Melihat pertempuran yang selalu tegang

Masih ada nurani
Dalam diri

Cintai aku seperti kawan
Tanpa diriku kau takkan menang
Diakhir nanti kau akan mati
Temani sang alam

Ada kisah terindah
Tubuh lawan terhunus pedang meregang nyawa
Setiap kedip matanya
Menyiratkan kata dan makna ksatria

Masih ada nurani
Dalam diri

Cintai aku seperti kawan
Tanpa diriku kau takkan menang
Diakhir nanti kau akan mati
Temani sang alam

Lu keok keok keok (tra la la tra la la tra la la)
Slamat tinggal
Lu keok keok keok (tra la la tra la la tra la la)
Sampai jumpa
Lu keok keok keok (tra la la tra la la tra la la)
[jalan tuk mati jangan dicari mengejar mimpi tak harus berlari]
Lu keok keok keok (tra la la tra la la tra la la)
Slamat tinggal
Lu keok keok keok (tra la la tra la la tra la la)
Sampai jumpa
Lu keok keok keok (tra la la tra la la tra la la)
[jalan tuk mati jangan dicari mengejar mimpi tak harus berlari]

Salaamun alaikum yaa habibi ya sohibi
Isy kariman au mutsyahidaa

Tak pernah ada kata berpisah
Di hari nanti kita berjumpa lagi

Cintai aku seperti kawan
Tanpa diriku kau takkan menang
Diakhir nanti kau akan mati
Temani sang alam

Cintai aku seperti kawan
Tanpa diriku kau takkan menang
Diakhir nanti kau akan mati
Temani sang alam

Pantai Abisss

Terbangun di pagi hari Disiuli genit burung dan mentari
Pantai indah telah menanti, mengiringi buih ombak yang menari
Resah hilang, hadapi hari ini, hapus mimpi yang tak pasti
Lepas sudah rapuhnya diri ini langkah bebas bersemi

Di pantai ini ku menari
(tak mungkin ku mampu lupakan)
Di pantai ini ku menyanyi
(terngiang-ngiang indah pantai)
Di pantai ini ku menari
(disini Senggigi lagi)
Tak ingin ku berhenti ...

Berlari telanjang kaki, laut biru tersenyum nelayan riuh menepi
Terbaring dipasir putih, amati langit ini kepak camar pun melambai
Angin bernyanyi, menepiskan lamunan kesombongan diri ini
Senja kan datang membelai pikiran tentang mimpi di awan

Di pantai ini ku menari
(tak mungkin ku mampu lupakan)
Di pantai ini ku menyanyi
(terngiang-ngiang indah pantai)
Di pantai ini ku menari
(disini Senggigi lagi)
Tak ingin ku berhenti ...

Mentari siap menepi segera menandai hari akan berganti
Lembayung di sore hari sudah siap cumbui mimpi manis malam hari
Marangsang hati untuk bisa lupai kepiluanku ini
Harapkan datang peri siap temani menantiku malam ini

Bocah

Lihatlah mereka disana, kais kais awan kuras air mata
burungpun tersenyum, bocah diam saja lewati hari dengan kecewa
hilang indahnya, mimpi cerita

lalui rumput kering kaku daun duri berbisik iringi langkahmu
langitpun tak biru hitam dan membisu
bocah diam saja tertunduk malu
tatapi luka, isi dunia

Apa yang ‘kan terungkap…!

Tuhan t’lah diganti uang dan penguasa gila, rakus, serakah, lahap Kurnia-Nya
cinta jadi sampah kasih makin murah maki injak sesama telah terbiasa
ludahi muka, telah terbiasa

Terangilah semua dunia yang dulu ada
Terangilah semua dunia yang dulu ada

Tanyai pelangi adakah disana dunia penuh cerita, tawa dan canda
bocahpun meminta pintu kan terbuka bagi yang telah lupa, karna ulahnya
karna tingkahnya, karna ulahnya

Terangilah semua kurnia yang dulu ada
Terangilah semua kurnia yang dulu ada

Getir (ft. reza)

t'lah ku coba, menghindari semua
getiran mimpi, yang menghampiri
lebih dalam, dari laut yang terdalam
harumnya luka, tak menandingi

aha.. mungkinkah semua berakhir
tak lagi bersama diriku

o..o...o... kumulai langkahi semua tanpa lelah
o..o...o... kuakui resah ini
o..o...o... kumulai langkahi semua dengan pasti
ow kuakui semua kan berakhir

lebih cepat dari kilat dan cahaya
menikam mimpi, menghapus rasa
ku berharap semua tak jadi nyata
menghilang pergi dan tak kembali

Yesterday

Yesterday, all my troubles seemed so far away
Now it looks as though they're here to stay
Oh, I believe in yesterday.

Suddenly, I'm not half the man I used to be,
There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly.

Why she had to go I don't know she wouldn't say.
I said something wrong, now I long for yesterday.

Yesterday, love was such an easy game to (Fuck...fuck...fuck...)
Now I need a place to hide away.
Oh, I believe in yesterday.

Suddenly, I'm not half the man I used to be,
There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly.

Why she had to go I don't know she wouldn't say.
I said something wrong, now I long for yesterday.

Yesterday, love was such an easy game to (Fuck...fuck...fuck...)
Now I need a place to hide away.
Oh, I believe in yesterday.
Mm mm mm mm mm mm mm....

Aaaarrgg......Aaaarrgg......Aaaarrgg......Aaaarrgg......